Logo Cahaya Agro
Article

Cara Membedakan Bensin Oplosan dan Bensin Murni

Published 1 month ago

Cara Membedakan Bensin Oplosan dan Bensin Murni

Bensin oplosan adalah bahan bakar yang telah dicampur dengan zat lain seperti minyak tanah, alkohol, atau zat kimia lainnya untuk mengurangi biaya produksi. Namun, penggunaan bensin oplosan bisa merusak mesin kendaraan dan mengurangi efisiensi bahan bakar. Berikut adalah cara membedakan bensin oplosan dan bensin murni dengan mudah:

 

1. Warna dan Kejernihan Bensin

Warna bensin dapat menjadi indikator awal apakah bahan bakar tersebut asli atau telah dicampur dengan zat lain.

  • Bensin murni memiliki warna yang khas, tergantung dari jenisnya:
    • Premium (sekarang sudah tidak tersedia resmi): Kuning pucat
    • Pertalite: Hijau kebiruan
    • Pertamax: Biru terang
    • Pertamax Turbo: Merah muda keunguan
  • Bensin oplosan sering kali tampak lebih gelap, keruh, atau tidak konsisten warnanya karena adanya campuran zat lain seperti minyak tanah atau alkohol.

Cara mengecek:
Tuangkan sedikit bensin ke dalam wadah bening (misalnya botol plastik atau kaca). Perhatikan apakah ada perubahan warna, endapan, atau kekeruhan. Jika bensin tidak jernih, ada kemungkinan besar itu bensin oplosan.

 

2. Bau yang Dihasilkan

Bensin memiliki bau khas yang tajam dan mudah dikenali. Jika baunya terasa berbeda dari biasanya, ada kemungkinan telah terjadi pengoplosan.

  • Bensin murni memiliki bau tajam khas bahan bakar tetapi tidak menyengat berlebihan.
  • Bensin oplosan sering kali memiliki bau yang lebih menyengat atau aneh, misalnya:
    • Bau lebih lembut atau tidak terlalu tajam (tanda dicampur minyak tanah).
    • Bau mirip alkohol atau spiritus (tanda dicampur metanol atau etanol).

Cara mengecek:
Cium langsung dari botol atau tangki kendaraan. Jika baunya terasa lebih ringan atau lebih berat dari biasanya, perlu dicurigai sebagai bensin oplosan.

 

3. Uji dengan Kertas atau Kain Putih

Cara ini bisa digunakan untuk mengecek kandungan zat tambahan dalam bensin.

  • Langkah-langkah:
    1. Ambil selembar kain atau tisu putih.
    2. Teteskan sedikit bensin di atasnya dan biarkan menguap.
    3. Perhatikan sisa yang tertinggal.
  • Hasilnya:
    • Jika setelah menguap kain tetap bersih, bensin kemungkinan besar murni.
    • Jika kain meninggalkan bekas noda minyak atau terasa lengket, ada kemungkinan bensin telah dicampur dengan minyak tanah atau zat lain.

 

4. Uji dengan Air (Tes Pemisahan Cairan)

Bensin dan air tidak bercampur secara alami, tetapi beberapa zat tambahan bisa bercampur dengan air.

  • Langkah-langkah:
    1. Masukkan sedikit bensin ke dalam botol bening.
    2. Tambahkan air dalam jumlah kecil.
    3. Kocok botol perlahan dan diamkan selama beberapa menit.
  • Hasilnya:
    • Jika bensin tetap mengapung dengan batas yang jelas dan air tidak bercampur, maka bensin kemungkinan murni.
    • Jika terlihat gelembung, buih, atau lapisan tambahan di antara bensin dan air, bisa jadi bensin telah dioplos dengan alkohol atau zat lain yang larut dalam air.

 

5. Uji dengan Api

Cara ini cukup berisiko, jadi harus dilakukan dengan sangat hati-hati di tempat terbuka yang aman dari bahan mudah terbakar.

  • Langkah-langkah:
    1. Tuangkan sedikit bensin ke atas permukaan logam atau tanah.
    2. Nyalakan api dengan korek atau pemantik.
  • Hasilnya:
    • Bensin murni akan terbakar dengan api biru atau oranye tanpa banyak asap.
    • Bensin oplosan yang mengandung minyak tanah atau zat lain dapat menghasilkan api lebih besar, berasap hitam, atau meninggalkan bekas lengket.

 

6. Efek pada Mesin Kendaraan

Bensin oplosan memiliki dampak langsung pada performa kendaraan.

  • Gejala yang bisa dirasakan saat berkendara:
    • Tarikan mesin lebih berat: Kendaraan terasa kurang responsif atau lebih lambat saat digas.
    • Knocking (detonasi mesin): Mesin bergetar tidak normal atau berbunyi "ngelitik" saat berjalan.
    • Sulit dinyalakan: Kendaraan lebih lama menyala saat starter, terutama di pagi hari.
    • Konsumsi BBM lebih boros: Karena pembakaran yang tidak sempurna, bensin oplosan cenderung lebih cepat habis.

Jika mengalami tanda-tanda ini setelah mengisi bensin, ada kemungkinan besar bensin yang digunakan telah dioplos.

 

Bensin oplosan berbahaya bagi mesin kendaraan dan bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang. Dengan memahami perbedaan bensin murni dan oplosan melalui warna, bau, uji fisik, serta performa mesin, Anda bisa menghindari bahan bakar berkualitas buruk dan melindungi kendaraan Anda dari kerusakan.

Tips terakhir: Selalu isi bensin di tempat resmi dan hindari membeli dari sumber yang tidak jelas seperti SHELL dan VIVO untuk memastikan kendaraan tetap dalam kondisi prima.